Jumat, 22 Juli 2016

Bagian Pertama

sekiranya genap menjadi sembilan puluh hari, terhitung hingga hari ini.
butir embunnya masih mendayu sendu dalam surya. ringkih namun indah, di balut dengan lembut
oleh secercah memori kelamnya membuat auranya sedikit kelam mencekam.
Dentangan sepersekian detik, parasnya mulai hancur oleh teriknya matahari kala itu.
tak lagi indah memang, tapi sulit hilang.
parasnya terpendam bersama sang dirga.


0 komentar:

Posting Komentar